Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R. Bukhari)

Kamis

Tawazun dan Tazkiyyah Melawan Syubhat dan Syahwat






بسم الله الرحمن الرحيم



ALLaah swt memerintahkan agar kita ber-Islam dengan bersih dan murni dalam ketaatan kepada-Nya.

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah ALLaah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama."
[Qs. Az-Zumar (39): 11]


Jangan sampai urusan akidah, ibadah, akhlak dalam mua'amalah kita tercampur dengan sesuatu yang memberi peluang kepada syaitan untuk mudah ikut serta di dalamnya.

Pemahaman dan pengamalan beragama yang melandasi hidup kita ini perlu terus kita perbaiki. Itulah cara kita menegakkan keseimbangan (Tawazun) dalam hidup. Karena Islam adalah sistem hidup yang seimbang, menempatkan fitrah manusia menjadi selaras dengan alam lingkungan tempatnya hidup.
Dan sumber daya kita baik jiwa maupun harta (an-nafs dan al-maal), juga harus terus menerus dibersihkan (Tazkiyyah).



Periksa terus aspek Tawazun dan Tazkiyyah kita.
Minta terus kepada Allah swt agar kita selalu dibenahi dan dibersihkan.


Kalimat IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM adalah diantara doa yang meliputi kebutuhan kedua hal tersebut. Kita meminta kepadaNya untuk dituntun kepada jalan hidup yang dengan itu sistem yang seimbang tegak dalam diri kita, dan pada saat yang bersamaan kita dimudahkanNya untuk membersihkan diri terus menerus.

Di sisi lain syaitan tidak pernah berhenti dengan gangguannya. Mereka merencanakan, mengorganisasi, menjalankan dan mengevaluasi program-programnya. Syaitan melalui Hizbu (struktur organisasinya)-nya selalu menggunakan dua jalur dalam menjalankan program-programnya:



1. Jalur SYUBHAT
Syubhat adalah segala hal yang menjadikan kebenaran tidak tampak, menjadi tersamar, tercampur dengan yang batil, bahkan hingga level yang bathil-lah yang dianggap benar dan yang benar dianggap bathil.
Jalur SYUBHAT lebih banyak dilancarkan melalui aparat-aparatnya dari jenis syaitan MANUSIA dengan segala ungkapan lahiriah baik pemikiran maupun kegiatan.


2. Jalur SYAHWAT
Syahwat adalah segala hal yang "mendorong" keinginan dan selera kepada hal-hal yang keliru, baik melampaui batas berlebihannya maupun berkekurangannya sehingga merusak keseimbangan fitrah dan mengotorinya.

Jalur SYAHWAT lebih banyak melalui aparat-aparatnya dari jenis syaitan JIN baik bisikan, dorongan, hingga menanamkan perasaan (suka/benci).



Kedua aparat di atas bekerja saling menguatkan dan saling mempengaruhi, saling memberi masukan-masukan dan berkoordinasi dan selalu meng-update kemasan program-programnya menyesuaikan zaman dan kebutuhan.

Ketika keduanya berhasil menyatu masuk dalam kehidupan pihak yang dijadikan sasarannya, maka itulah yang disebut dengan bertemunya keinginan dengan kesempatan.
 
Jika dorongan yang sangat kuat "keinginan" untuk melakukan (syahwat dalam aspek apapun) itu sudah mendapat dukungan oleh akalnya yang saat itu sudah berhasil disesatkan (syubhat), maka biasanya tidak lama akan datang peluang pertama untuk mewujudkan keinginan kuatnya itu. 

Dan jika itu terjadi, maka selanjutnya dia sendirilah yang merencanakan sendiri peluang demi peluangnya untuk bisa terus menerus melakukannya. Pengulangan berikutnya adalah sesuatu yang direncanakan dan diprogramkannya, kemudian menjadi pola kehidupannya.
 
Jika ini sudah permanen diperjuangkannya, maka saat itulah dia bagian langsung dari syaitan. 



Hizbusy Syaitan


اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

"Syaitan telah menguasai menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat ALLaah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang rugi." [Qs. Al-Mujadalah (58): 19]  


Dan

Dan dua kelompok syaitan itu (kelompok manusia dan jin) berkolabolasi agar setiap makhluk mukallaf (baik jin maupun manusia) menjadi hamba yg dimurkai Allah swt (maghdhuub 'alaihim) dan menjadi tersesat (adh-dhoollliin), penjadi pendurhaka kepada Allah swt.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
(6:112)

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari para pendurhaka (pendosa). Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.
(25:31)


Dan dua kelompok syaitan itu (kelompok manusia dan jin) berkolaborasi agar setiap mahluk mukallaf (muslim yang dikenai kewajiban agama) baik jin maupun manusia, menjadi hamba yang dimurkai ALLaah swt (maghdhuub 'alaihim) dan menjadi tersesat (adh-dhoolliin), menjadi pendurhaka ALLaah swt.


وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [Qs. Al-Anam (6): 112]


وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. 
[Qs. Al-Furqon (25): 31]

Mengikuti syaitan berarti memperkuat arah jiwa kepada yang fujur (yang suka dengan perbuatan kesalahan dan dosa), mengotori jiwa itu dan menjadikannya berat dan lebih sulit untuk menuju ke arah taqwa.

Momentum syaitan menguasai adalah pada saat kita menghadapi peristiwa (situasi) yang bisa 
mengguncang jiwa, larut dalam suasana:
* Sedih, kecewa, malu, dsb

* Senang, bangga, dsb
* Marah, tersinggung, dsb
* Takut, pesimis, dsb

Jika salah satu diantaranya terjadi terus menerus dalam beberapa kurun waktu, maka itulah kondisi yang membuat jiwa menjadi terbuka, rusak dan sangat lemah. Mudah diintervensi syaitan dan dikuasainya.
Seharusnya saat awal menghadapi peristiwa yang mengguncang itu, segera secepat mungkin distabilkan dan diseimbangkan kembali dengan DzikruLLaah. Dzikir yang dilandasi dengan prasangka baik kepada Allah swt.


قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

... Katakanlah: "Sesungguhnya ALLaah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubatkepada-Nya."
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang (stabil) dengan mengingat ALLaah. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALLaah-lah hati menjadi tenang.
[Qs. Ar-Ra'd (13): 27-28]


Masalah yang menimbulkan dampak kerusakan dalam hidup (fisik, sosial, ekonomi), itu karena dua hal:

1. Terjadi ketidakseimbangan (tidak tawazun) dalam hidup, baik karena rutinitas perilaku maupun karena ketidaksiapan diri menghadapi goncangan hebat.
2. Terjadi penumpukkan kotoran (toksin, polusi) yang ada di dalam diri maupun di lingkungan fisik/sosial ekonomi.


Ketika kerusakan sudah terjadi, sebesar/sekecil apapun yang dirasakan maka itu adalah tanda (signal) dari ALLaah swt bahwa sudah ada kekeliruan yang terjadi pada diri kita baik dari jalur syubhat atau syahwat atau keduanya sekaligus.
 
Dan tanda yang Allah swt berikan itu (secara fisik, mental, ekonomi, sosial) sekaligus menjadi early warning (peringatan dini) bagi kita untuk segera membenahi diri. 
Tengok apa saja yang keliru, segera berhenti dan lakukan perbaikan. 

Jika tidak segera melakukannya maka gejala itu akan semakin membesar dan menguat, dan semakin menguasai diri kita. Dan ini semakin membuat kita terperangkap dalam kenyamanan yang bathil secara syahwat maupun syubhat, yang dimurkai oleh Allah dan yang sesat.


Allah swt memberikan signal (gejala/sympton) itu agar segera berhenti dari kesalahan dan membenahi diri sesuai dengan standar kebenaran dariNya.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ALLaah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [Qs. Ar-Rum (30): 41]



Lakukan segera, selagi tanda-tanda dan gejalanya masih Allah swt berikan dalam stadium rendah (sedikit)

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan ALLaah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
[Qs. Ash-Shura (42): 30]


Apabila sudah lewat batas waktu "ajal" (dead line) dari tanda-tanda peringatan dini, maka itu artinya akan masuk ke fase berat, stadium lanjut yang perlakuannya sudah berbeda. Biasanya perlakuannya bukan perlakuan pemulihan tetapi perlakuan pencegahan agar tidak semakin parah. Kecuali Allah swt berkehendak lain.


وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau ALLaah menghukum manusia karena kedzalimannya, nicaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi ALLaah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
[Qs. An-Nahl (16): 61]


وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan kalau sekiranya ALLaah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
[Qs. Yunus (10): 11] 


Jika dengan stadium berat inipun belum menyadari kesalahannya, maka Allah swt akan membiarkannya. Tidak lagi diberi kemampuan menangkap signal dari Allah swt bahkan dibuat menikmati kesalahannya. 
Kita hanya bisa mendoakan sambil menunggu apa yang akan terjadi. Semoga Allah swt tetap memberinya ampunan dan rahmatNya.

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami anak menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
[Qs. Al-A'raf (7): 182]


وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada ALLaah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi ALLaah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."
[Qs. Az-Zumar (39): 8]
____________________


Mengingat hakikat kehidupan ini merupakan ujian semata dari Allah swt, maka tugas kita adalah menjawab soal-soal ujian itu dengan benar agar nilai yang kita dapat adalah nilai yang sebaik-baiknya.

Untuk bisa memiliki kemampuan menjawab dengan benar itu maka lakukanlah terus menerus proses Tawazun dan Tazkiyyah dengan sungguh-sungguh karena pada saat yang sama syaitan juga melakukan gangguannya dengan terus menerus dan bersungguh-sungguh melalui Syubhat dan Syahwat.


Semoga kita semua mendapatkan pertolonganNya.


اللّٰهُمَّ أَعِنا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِك
Yaa ALLaah, bantulah kami untuk senantiasa mengingatMu, mampu bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Engkau.



-H. Riyadh Rosyadi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar